Oleh: Admin
Jatiwangi. Salah satu wilayah di Kabupaten Majalengka bagian utara, baru saja mendeklarasikan dirinya menjadi wilayah terakota. Masuk akal, Karena memang Jatiwangi sudah sejak 1905 melakukan kegiatan mengolah tanah menjadi genteng. Belum lagi apabila membicarakan Kabupaten Majalengka dimana banyak daerahnya menjadi wilayah pembuatan batu bata.
Pun di wilayah Jatiwangi hadir sebuah komunitas yang bernama Jatiwangi Art Factory yang sudah sejak tahun 2005 berusaha terus untuk menjadikan Tanah sebagai Gagasan, Bahan, dan Lahan. Segala usahanya dicoba melalui berbagai pratek seni. Dimulai dari Festival Performance Art tiap dua tahun sampai hari ini menjadi salah satu yang mewakili Indonesia pada Acara Seni Internasional Documenta Fifthteen 2022. Acara Seni Internasional yang cukup tinggi seperti halnya Venice Biennale dan Art Basel, yang juga pernah diikuti oleh Matisse, Cezzane, Picasso, Joseph Beuys dan seniman ternama lainnya.
Documenta sendiri dibuat karena sebagai upaya untuk mengobati luka eropa dari peperangan. Terutama perang dunia ke-2. Kemudian pada documenta fifthteen hari ini diperlebar menjadi upaya mengobati luka dari masyarakat dunia akibat dari Kolonialisme, Kapitalisme, Patriarki, dan Keterpencilan. Upaya untuk mengobati luka tersebut oleh Ruangrupa sebagai kurator artistik dari Documenta Fifthteen dibuat menjadi sebuah ide besar LUMBUNG. Para anggota Lumbung diajak untuk berimajinasi untuk menciptakan pola ekonomi berkelanjutan dimana Lumbung menjadi titik pusat dari imajnasi dan pengotak-atikan untuk menemukan pola ekonomi yang berkelanjutan tersebut.
Jatiwangi Art Factory yang menjadi salah satu anggota Lumbung Documenta Fifthteen 2022 berusaha dalam mengimajinasikan dan mengekperimenkan ide besar tersebut melalui New Rural Agenda. Ada 3 konsep kerja yang akan JAF lakukan yaitu, Rural School, Pesantren, dan jebor Halle yang akan dicoba di Jatiwangi menjadi 3 praktek kerja yaitu, Supranatural Farming, Hutan Keramat (Biodiversity Lab), dan Soil Bank. Kemudian penjabaran dari 3 konsep kerja yang akan dilakukan oleh JAF nantinya akan bermuara pada sebuah KTT yang akan mengahasilkan sebuah resolusi dan patilasan yang didapatkan dari proses pesantren dan New Rural School dimana Jebor Halle sebagai panggung utamanya untuk pusat Brainstorming terkait program-program New Rural Agenda yang dibawa dan yang dimaksudkan oleh JAF.
Nantinya para peserta dari KTT tersebut adalah 15 anggota Lumbung yang akan mengajak perwakilan negaranya masing-masing menjadi representasi gerakan New Rural Agenda tersebut. JAF menjadikan isu New Rural Agenda menjadi penting karena apabila berbicara mengenai perubahan tata ruang di wilayahnya saat ini secara masif banyak pendatang baru seperti Bandara Kertajati, Tol Cipali, dan Pabrik-pabrik industri manufaktur. Belum lagi dengan konsep ekonomi yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dengan tema Segitiga Rebana. Dimana Jatiwangi berada tepat ditengah segitiga tersbeut yang terdiri dari Komplek Kertajati Aero City, Pelabuhan Patimban Subang, dan Pelabuhan Cirebon. Secara langsung dan tidak langsung ini menjadi jembatan Jatiwangi untuk berhubungan dengan investor global dengan konsekuensi banyak berubahnya lahan di Jatiwangi yang dianggap industri tradisional yang tidak progresif dalam akselerasi kemajuan ekonomi di daerah.
Jatiwangi dengan segala konsekuensi perubahannya oleh JAF kiranya perlu untuk mengajak negosiasi pemerintah setempat sebagai stakeholder pembangunan di Kabupaten Majalengka, untuk ikut memikirkan dan membela wilayahnya. Salah satunya yang sudah dikerjakan bersama adalah dengan menetapkan Jatiwangi Sebagai wilayah Terakota yang sudah ditetapkan menjadi Perda Tata Ruang Kabupaten Majalengka.
Mungkin peran Desa pada saat Pandemi Covid-19 ini oleh banyak pihak baru disadari menjadi sebuah wilayah yang sangat penting yang dijadikan sebagai wilayah bertahan dari pandemi saat ini. Yang terjadi saat ini adalah adanya arus balik dari kota ke desa atau yang bisa diandaikan sebagai peristiwa De-Urbanisasi. Ini juga yang kemudian menjadikan para masyarakat yang berpindah tersebut perlu juga untuk berapartisipasi memikirkan strategi bertahan. Salah satunya adalah dengan membuat strategi-strategi pengelolaan sumber daya menjadi sebuah konsep ketahanan pangan untuk saling merawat dan melindungi. Sebuah model ekonomi yang organik, yang tidak tersedia di kehidupan urban. Ini harus dipahami menjadi sesuatu yang saat ini menjadi penting untuk keberlangsungan hidup kelompok.
Melalui Documenta Fifthteen 2022, JAF menjadikan momen tersebut sebagai medium yang penting untuk dijadikan sebagai panggung warga desa dan desanya sebagai pintu masuk untuk bertindak bagi kehidupan bersama di masa depan. New Rural Agenda yang akan dibuat oleh JAF adalah sebuah Konferensi Tingkat Tinggi yang berasal dari inisiasi warga untuk melibatkan pemangku kebijakan dan representasi Negara dan institusi dunia. Setidaknya ini menjadi sebuah jalan lain yang seperti JAF lakukan sampai saat ini di Jatiwangi. Bahwa ada jalan lain untuk hidup menghidupi.
Komentar
Posting Komentar